Sabtu, 03 Maret 2012

kenapa imam jokam dikatakan IMAM BID'AH??

KAIDAH KELIMA  KEIMAMAN (dari kitab mu'ammalatul hukkam)




الأئمة الذين أمر النبي صلى الله عليه وسلم بطاعتهم هم الأئمة الموجودون المعلومون، الذين لهم سلطان وقدرة
أما من كان معدوماً أو لا قدرة له على شيء أصلاً، فليس داخلاً فيما أمر النبي صلى الله عليه وسلم من طاعة الولاة .


Adapun Keimaman yang diperintah oleh Nabi صلى الله عليه وسلم untuk mento'ati mereka adalah imam yang wujud/eksis dan dikenal, yang mana mereka memiliki kekuasaan dan kemampuan, adapun orang ( imam- pent) yang tidak wujud (tidak dikenal ) atau samma sekali tidak memiliki kemampuan, maka bukan termasuk kedalam apa yang diperintah oleh Nabi shollallohu 'alaihi wasallam yaitu, dari mento'ati amir

يقول شيخ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله تعالي – (( أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بطاعة الأئمة الموجودين المعلومين، الذين لهم سلطان يقدرون به على سياسة الناس، لا بطاعة معدوم ولا مجهول ولا من ليس له سلطان ولا قدرة على شيء أصلاً )) انتهي.


Syaikh Islam Ibnu Taimyah Rohimahulloh berkata: Sesungguhnya Nabi صلى الله عليه وسلم memerintahkan untuk mento'ati para pemimpin yang wujud dan dikenal, mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan, (yang dengan kekuasaan tersebut) mereka mampu mengatur manusia. Bukan untuk mento'ati pemimpin yang tidak eksis lagi tidak dikenal dan tidak pula pada orang yang sama sekali tidak memiliki kekuasaan dan kemampuan.

وحجة هذا : أن مقاصد الإمامة التي جاء الشرع بها من إقامة العدل بين الناس وإظهار شعائر الله –تعالي – وإقامة الحدود ونحو ذلك لا يمكن أن يقوم بها معدوم لم يوجد بعد، ولا مجهول لا يعرف.


Hujjah/Alasannya adalah : Sesungguhnya tujuan keimaman menurut syari'at yaitu menegakkan keadilan diantara manusia, menjalankan syari'at Alloh Ta'ala, dan menegakkan hukum pidana dan yang semisalnya, yang mana semua iti tidaklah mungkin dapat dilaksanakan oleh orang/imam yang tidak eksis kemudian tidak wujud ( kekuasaannya) dan tidak dikenal

وإنما يقوم بها الإمام الموجود الذي يعرفه المسلمون عموماً علماؤهم وعوامهم، شبابهم وشيبهم، رجالهم ونسائهم، والذي له قدرة على إنقاذ مقاصد الإمامة، فإذا أمر برد مظلمة ردت، وإذا حكم بحد أقيم، وإذا عزِّر نفذ تعزيزه في رعيته ونحو ذلك مما هو من مظاهر السلطان والولاية، فهذا هو الذي يحقق الله على يديه مصالح السلطان والولاية، فهذا هو الذي يحقق الله على يديه مصالح المسلمين، فتأمن به السبل وتجتمع عليه الكلمة، وتحفظ به بيضة أهل الإسلام.


Dan sesungguhnyalah yang mampu menegakkan menjalankan ( tugas-tugas diatas-pent) adalah imam yang wujud, dikenal oleh kaum muslimin secara umum baik oleh para 'ulama maupun orang awam, baik yang muda maupun yang tua, laki-laki dan wanita. Dan orang ini memiliki kemampuan menunaikan tujuan (dibentuknya) keimaman,

- ketika ia memerintahkan untuk menghentikan kedholiman maka dapat dihentikan,
- dan bila memutuskan hukum maka dilaksanakan,
- dan bila ia membuat peraturan, maka peraturan tersebut dapat diterapkan kepada rakyatnya. Dan lain sebagainya yang termasuk dari perwujudan sebuah kesultanan dan pemerintahan.

Maka inilah orang yang Alloh wujudkan atas kedua tangan-Nya pada keteraturan sebuah pemerintahan dan Negara , dan inilah orang/amir yang Alloh wujudkan atas kedua tanganNya pada ketertiban pada kaum muslimin

Maka Jalan-jalan menjadi aman, dan berkumpulah kalimat (terjadi kesepakatan mengangkat -pent) kepada seorang pemimpin, dan dengannya terjaga persatuan ahli Islam.

فمن نزل نفسه منزلة ولي الأمر الذي له القدرة والسلطان على سياسة الناس، فدعا جماعة للسمع والطاعة له أو أعطته تلك الجماعة بيعة تسمع وتطيع له بموجبها، أو دعا الناس إلي أن يحتكموا إليه في رد الحقوق غلي أهلها تحت أي مُسَمَّي كان ونحو ذلك، وولي الأمر قائم ظاهر : فقد حاد الله ورسوله، وخالف مقتضي الشريعة، وخرج من الجماعة.
فلا تجب طاعته، بل تحرم، ولا يجوز الترافع إليه ولا ينفذ له حكم ومن آزره أو ناصره بمال أو كلمة أو أقل من ذلك، فقد أعان على هدم الإسلام وتقتيل أهله وسعى في الأرض فساداً، والله لا يحب المفسدين.

Maka banrang siapa yang menempatkan dirinya layaknya penguasa yang memiliki kemampuan dan kuasaan untuk mengatur manusia, kemudian ia mengajak Jama'ah untuk mendengarkan dan mentoatinya atau jama'ah berkewajiban mentoatinya dengan BAI'AT mendengar dan taat, atau ia mengajak manusia untuk berhukum padanya untuk menolak berbagai kewajiban yang melampaui wewenangnya dengan apapun namanya (menamakan dakwah ini dan itu-pent) atau semisalnya, padahal waliyulamri/penguasa masih tegak. maka ia sungguh telah menentang Alloh dan Rosulnya, dan menyelisihi kehendak syari'at, SERTA KELUAR DARI AL-JAMA'AH.

MAKA TIDAK ADA KEWAJIBAN MENTO'ATINYA, BAHKAN DIHARAMKAN, DAN TIDAK BOLEH MEMBELANYA DAN MENUNAIKAN HUKUMNYA, DAN BARANG SIAPA YANG MENDUKUNG ATAU MENOLONGNYA, BAIK DENGAN HARTA ATAU DENGAN PERKATAAN ATAUPUN YANG LEBIH KECIL DARI ITU, MAKA IA TELAH MENOLONG UNTUK MEROBOHKAN ISLAM DAN MEMBANTAI AHLI ISLAM SERTA IA BERJALAN DIBUMI DENGAN MEMBUAT KERUSAKAN, DAN ALLOH TIDAK MENYUKAI PADA ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN.