Sabtu, 03 Maret 2012

FIRQATUN NAJIYAH = JOKAM????

KELUAR KETAANTAN KEPADA HUKKAM DAN MEMBIKIN JAMAAH, IMAM, BAIAT DITENGAH-TENGAH KAUM MUSLIMIN ADALAH FITNAH AKHIR ZAMAN

Rosulullah telah memperingatkan kitan akan bahanya berbagai fitnah yang akan terjadi diakhir zaman dan beliau telah memerintahkan para sahabat untuk menghindarinya,

فعن حذيفة بن اليمان رضي الله عنه قال : (كان الناس يسألون رسول الله صلى الله عليه و سلم عن الخير وكنت أسأله عن الشر مخافة أن يدركني فقلت : يا رسول الله إنا كنا في جاهلية وشر فجاءنا الله بهذا الخير فنحن فيه وجاء بك فهل بعد هذا الخير من شر كما كان قبله ؟ قال : ياحذيفة تعلم كتاب الله واتبع ما فيه، قال : قلت : يا رسول الله أبعد هذا الشر من خير ؟ قال : نعم قلت : ما العصمة منه ؟ قال : السيف قلت : وهل بعد ذلك الشر من خير ؟ قال : نعم وفيه دخن . قلت : وما دخنه ؟ قال : قوم -وفي طريق أخرى- : يكون بعدي أئمة ( يستنون بغير سنتي و ) يهدون بغير هديي تعرف منهم وتنكر ( وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس ) قلت : فهل بعد ذلك الخير من شر ؟ قال : - نعم ( فتنة عمياء صماء عليها ) دعاة على أبواب جهنم من أجابهم إليها قذفوه فيها - . قلت : يا رسول الله صفهم لنا . قال : - هم من جلدتنا ويتكلمون بألسنتنا - . قلت : ( يا رسول الله ) فما تأمرني إن أدركني ذلك ؟ قال : تلتزم جماعة المسلمين وإمامهم ( تسمع وتطيع الأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فاسمع وأطع ) قلت : فإن لم يكن لهم جماعة ولا إمام ؟ قال : - فاعتزل تلك الفرق كلها ولو أن تعض بأصل شجرة حتى يدركك الموت وأنت على ذلك) –السلسلة الصحيحة(2739)-

“Manusia bertanya kepada Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang kejelekan, saya khawatir kejelekan itu akan menimpaku, maka saya berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu dalam kejahiliyaan dan kejelekan, kemudian Allah mendatangkan kepada kami kebaikan ini, apakah setelah kebaikan ini akan ada kejelekan sebagaimana sebelumnya?

” Beliau menjawab, Ya khudzaifah, pelajarilah kitabullah dan ikutilah isinya, Kemudian saya bertanya, “Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan,” Beliau menjawab, “Iya, aku bertanya maka apakah penjagaannya? Beliau menjawab " pedang"

Kemudian saya bertanya, “Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan,” Beliau menjawab, “Iya, dan telah ada asapnya.”

Saya bertanya, “Apakah asapnya?” Beliau menjawab, “-Suatu kaum - ( di dalam riwayat yang lainnya) AKAN ADA SETELAHKU PARA IMAM – (YANG MENGAMBIL SUNNAH SELAIN SUNNAHKU) YANG MENGAMBIL PETUNJUK SELAIN DARI PETUNJUKKU, ada yang engkau anggap baik dari mereka dan ada yang engkau ingkari.”

DAN AKAN MEMIMIMPIN DIKALANGAN MEREKA PARA LAKI-LAKI YANG BERHATI SAYTHON DI DALAM JASAD MANUSIA

Kemudian saya bertanya, “Apakah setelah kebaikan itu ada kejelekan.” Beliau menjawab, “Iya, da’i-da’i yang menyeru ke pintu-pintu neraka jahannam (PARA PEMECAH PERSATUAN JAMA'AH KAUM MUSLIMIN-PEN) , siapa yang menjawab seruan mereka, maka mereka akan melemparkannya ke dalamnya.” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, sifatkanlah mereka kepada kami?” Beliau menjawab, “Mereka adalah dari kulit kita juga dan berbicara dengan lisan-lisan kita.” Saya berkata, “Apa perintahmu kepadaku jika saya mendapati hal tersebut?” Beliau bersabda, “Engkau komitmen terhadap Jama’ah kaum muslimin dan Imam mereka.” Saya berkata, “Jika kaum muslimin tidak mempunyai Jama‘ah dan Imam.” Beliau berkata, “Tinggalkan seluruh firqoh-firqoh (kelompok-kelompok) tersebut, walaupun engkau harus menggigit akar pohon hingga kematian menjemputmu dan engkau di atas hal tersebut.” Silsilah As-shohihah 2739

CATATAN:
1. AKAN ADA SETELAHKU PARA IMAM – (YANG MENGAMBIL SUNNAH SELAIN SUNNAHKU) YANG MENGAMBIL PETUNJUK SELAIN DARI PETUNJUKKU...

يعني ولاة وأمراء- يَهْدُونَ بغير ِهديي يَسْتَنُّونَ بغير سُنَّتِي هذا فيه ذم لهم، لأنهم ليسوا على استقامة في هديهم وفي سيرتهم سواء كان في أنفسهم أو في تدبيرهم للأمة... شرح كتاب
أحاديث في الفتن والحوادث

yakni para pemerintah dan pemimpin yang mengambil petunjuk selain dari petunjukku, yang mengambil sunnah selain sunnahku ini adalah kecaman kepada para pemimpin yang seperti ini, karena mereka tidak beristiqhomah didalam hal petunjuk mereka dan di dalam jalan yang mereka tempuh (sesuai dengan al-kitab wassunnah-pen) APAKAH MEREKA TIDAK TERAPKAN DI DALAM DIRI MEREKA ATAUPUN MEREKA TIDAK TERAPKAN DIDALAM MENGATUR RAKYAT>>>
(tentunya ini secara umum, termasuk bilamana PEMERINTAH MEMBUAT PERTURAN PERUNDANG-UNDANGAN yang menyelisihi kitabullah dan sunnah -pen)

2. Berkenaan dengan UZLAH, maka imam ahmad bin hanbal telah menjelaskan:
وقال الإمام أحمد : إذا كانت الفتنة فلا بأس أن يعتزل الرجل حيث شاء ، فأما إذا لم يكن فتنة فالأمصار خير* فتح الباري ـ لابن رجب

"Bila terjadi fitnah ( kekacauan ) maka tidak mengapa seseorang uzlah/menyepi kemana tempat yang ia mau ( untuk menghindar dari fitnah ), tetapi kalau tidak terjadi fitnah ( kondisi stabil) maka tetap tinggal di pemukiman perkotaan itu lebih baik. Fathul bary oleh ibnu rojab

Ini adalah wasiat Rsulullah shollallohu 'alaihi wasallam kepada para sahabat ridhwanallohu 'alaihim agar menjauhi fitnah, agar mereka tetap mendengar dan taat ( maksudnya adalah pengabulan dan mengerjakan perintah ) serta bersabar meskipun pemimpin tersebut adalah pelaku kelaliman, penganiayaan , diktator.

Ini adalah pemahaman para as-salaf terhadap hadits-hadits yang menunjukkan atas tetap mendengar dan taat kepada seorang imam yang fasik selama ia tidak memerintahkan kepada kemaksiatan. Inilah tema-tema tulisan-tulisan mereka berkenaan dengan jamaah,imam,baiat di dalam kitab-kitab mereka, jikalau kita mau membaca dan menelaahnya

Rosulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda ;
(السمع والطاعة على المسلم فيما أحب وكره ما لم يؤمر بمعصية، فإن أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة) –رواه البخاري ومسلم

Dimana mereka senantiasa menghukumi atas seorang pemimpin yang muslim untuk didengar dan ditaati dimana kaum muslimin telah bersepakat atasnya,
Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat kepada imam dalam perkara yang menyenangkan dan yang membencikan selagi tidak diperintahkan kepada kemaksiatan, maka bila diperintah di dalam hal kemaksiatan, maka tidak ada kewajiabn mendengar dan taat.

Dan tidaklah diperbolehkan keluar dari ketaatan atas pemerintah dan tidak boleh pula memerangi mereka dengan senjata karena akan mengakibatkan berbagai efek kerusakan yang sangat banyak yang paling besarnya adalah tertumpahnya darah yang maksum ( tidak boleh dibunuh kecuali dengan kebenaran syari'at, oleh karena hukum yang pertama kali ditegakkan oleh Allah ta'ala di akhirat kelak adalah masalah pembunuhan ) terciptanya fitnah, gonjang-ganjing, kekisruhan , maka oleh karenanya tetap wajib bagi kaum muslimin untuk tetap mentaati mereka di dalam perkara yang ma'ruf dan tetap bersabar atas kedholiman mereka

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (خيار أئمتكم الذين تحبونهم ويحبونكم ويصلون عليكم وتصلون عليهم، وشرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم وتلعنونهم ويلعنونكم. قيل يا رسول الله أفلا ننابذهم بالسيف؟ فقال: لا ما أقاموا فيكم الصلاة، وإذا رأيتم من ولاتكم شيئاً تكرهونه فاكرهوا عمله ولا تنزعواً يداً من طاعة) –رواه مسلم-


“Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membencinya dan mereka membenci kalian, yang kalian melaknatinya dan mereka melaknati kalian.“ Dikatakan kepada beliau: “Wahai Rasulullah, tidakkah kita melawannya dengan pedang (senjata)?“ Beliau mengatakan: “Jangan, selama mereka mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat pada pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci maka bencilah perbuatannya dan jangan kalian cabut tangan kalian dari ketaatan.“ (Shahih, HR. Muslim)

Dan para sahabat telah memprektekkan hadits Nabi yang mulia ini dikala terjadinya zaman para imam-imam yang durhaka dari bani ummayah, dimana mereka tetap sholat dibelakang orang yang ketahui akan kedurhakaannya,

Sebagaimana Abdullah bin mas'ud dan selainnya sholat dibelakang walid bin 'uqbah bin abi mu'ith dimana ia suka minum khomer, suatu hari dia sholat subuh dengan empat rakaat, kemudian khalifah utsman bin affan mencambuknya

Demikian pula Abdullah bin mas'ud dan selainnya sholat dibelakang hajaj bin yusuf as-tsaqofy

Dan demikian pula para sahabat dan para tabi'in mereka semua sholat dibelakang abi 'ubaid dimana dia tertuduh kufur dan menyeru kepada kesesatan
( ma'mu' al-fatawa 3/281)

Syaikhul islam ibnu taimiyah mengatakan barang siapa yang keluar dari seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan kecuai keburukan yang ditimbulkan atas pekerjaannya lebih besar dibandingkan dengan kebaikan yang ditimbulkannya, sebagaimana kisah orang-orang yang keluar dari pemerintahan Yazid bin mu'awiyah di madinah, seperti pula asy'ats yang khuruj dari pemerintahan abdul malik bin marwan di iraq, dan seperti ibnu almahlab yang khuruj atas anaknya di khurosan, abi muslim pendakwah yang khuruj atas mereka juga di khurosan, atau juga semisal orang-orang yang khuruj kepada pemerintahan al-manshur di madinah dan di bashroh, dan yang semisal mereka beserta dengan motivasi mereka masing-masing. Adakalanya mereka dikalahkan, adakalanya mereka menang kemudian pemerintahan berpindah ketangan mereka, maka tidak ada kesudahan kisah bagi mereka…..dan Rosulullah tidak memuji atas seseorangpun dari semisal mereka itu, beliau tidak memuji orang berperang di dalam fitnah, tidak pula memuji khuruj dari para pemimpin, dan tidak memuji orang yang mencabut ketaatan, dan tidak pula memuji orang yang memisahi jama'ah ( minhaju sunnah an-nabawiyah )

Karena memang melakukan tindakan khuruj kepada pemerintahan muslim yang berkuasa tidak ada kemaslahatan yang akan direngguh bahkan sebaliknya adalah menimbulkan fitnah dan kerusakan, dimana akan memakan banyak korban baik yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat langsung, suasana menjadi kacau dan mencekam, banyak orang yang terbunuh, jalan-jalan menjadi tidak aman lagi, para perampok, pembegal penjahat jalanan sangat berani melakukan aksinya karena pemerintahan yang melemah akibat kondisi politik yang labil akibat pemberontakan, maka hal ini menjadikan urusan dunia dan urusan agama tidak bisa tegak, oleh karenanya Rosulullah memuji cucunya yakni hasan bin 'ali yang melakukan kemashlahatan kepada kaum muslimin,

إن ابني هذا سيد وسيصلح الله به بين فئتين عظيمتين من المسلمين

Sesungguhnya cucuku ini adalah pemimpin, dia akan mendamaikan diantara dua kelompok kekuatan besar dari orang-orang muslim.

kenapa imam jokam dikatakan IMAM BID'AH??

KAIDAH KELIMA  KEIMAMAN (dari kitab mu'ammalatul hukkam)




الأئمة الذين أمر النبي صلى الله عليه وسلم بطاعتهم هم الأئمة الموجودون المعلومون، الذين لهم سلطان وقدرة
أما من كان معدوماً أو لا قدرة له على شيء أصلاً، فليس داخلاً فيما أمر النبي صلى الله عليه وسلم من طاعة الولاة .


Adapun Keimaman yang diperintah oleh Nabi صلى الله عليه وسلم untuk mento'ati mereka adalah imam yang wujud/eksis dan dikenal, yang mana mereka memiliki kekuasaan dan kemampuan, adapun orang ( imam- pent) yang tidak wujud (tidak dikenal ) atau samma sekali tidak memiliki kemampuan, maka bukan termasuk kedalam apa yang diperintah oleh Nabi shollallohu 'alaihi wasallam yaitu, dari mento'ati amir

يقول شيخ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله تعالي – (( أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بطاعة الأئمة الموجودين المعلومين، الذين لهم سلطان يقدرون به على سياسة الناس، لا بطاعة معدوم ولا مجهول ولا من ليس له سلطان ولا قدرة على شيء أصلاً )) انتهي.


Syaikh Islam Ibnu Taimyah Rohimahulloh berkata: Sesungguhnya Nabi صلى الله عليه وسلم memerintahkan untuk mento'ati para pemimpin yang wujud dan dikenal, mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan, (yang dengan kekuasaan tersebut) mereka mampu mengatur manusia. Bukan untuk mento'ati pemimpin yang tidak eksis lagi tidak dikenal dan tidak pula pada orang yang sama sekali tidak memiliki kekuasaan dan kemampuan.

وحجة هذا : أن مقاصد الإمامة التي جاء الشرع بها من إقامة العدل بين الناس وإظهار شعائر الله –تعالي – وإقامة الحدود ونحو ذلك لا يمكن أن يقوم بها معدوم لم يوجد بعد، ولا مجهول لا يعرف.


Hujjah/Alasannya adalah : Sesungguhnya tujuan keimaman menurut syari'at yaitu menegakkan keadilan diantara manusia, menjalankan syari'at Alloh Ta'ala, dan menegakkan hukum pidana dan yang semisalnya, yang mana semua iti tidaklah mungkin dapat dilaksanakan oleh orang/imam yang tidak eksis kemudian tidak wujud ( kekuasaannya) dan tidak dikenal

وإنما يقوم بها الإمام الموجود الذي يعرفه المسلمون عموماً علماؤهم وعوامهم، شبابهم وشيبهم، رجالهم ونسائهم، والذي له قدرة على إنقاذ مقاصد الإمامة، فإذا أمر برد مظلمة ردت، وإذا حكم بحد أقيم، وإذا عزِّر نفذ تعزيزه في رعيته ونحو ذلك مما هو من مظاهر السلطان والولاية، فهذا هو الذي يحقق الله على يديه مصالح السلطان والولاية، فهذا هو الذي يحقق الله على يديه مصالح المسلمين، فتأمن به السبل وتجتمع عليه الكلمة، وتحفظ به بيضة أهل الإسلام.


Dan sesungguhnyalah yang mampu menegakkan menjalankan ( tugas-tugas diatas-pent) adalah imam yang wujud, dikenal oleh kaum muslimin secara umum baik oleh para 'ulama maupun orang awam, baik yang muda maupun yang tua, laki-laki dan wanita. Dan orang ini memiliki kemampuan menunaikan tujuan (dibentuknya) keimaman,

- ketika ia memerintahkan untuk menghentikan kedholiman maka dapat dihentikan,
- dan bila memutuskan hukum maka dilaksanakan,
- dan bila ia membuat peraturan, maka peraturan tersebut dapat diterapkan kepada rakyatnya. Dan lain sebagainya yang termasuk dari perwujudan sebuah kesultanan dan pemerintahan.

Maka inilah orang yang Alloh wujudkan atas kedua tangan-Nya pada keteraturan sebuah pemerintahan dan Negara , dan inilah orang/amir yang Alloh wujudkan atas kedua tanganNya pada ketertiban pada kaum muslimin

Maka Jalan-jalan menjadi aman, dan berkumpulah kalimat (terjadi kesepakatan mengangkat -pent) kepada seorang pemimpin, dan dengannya terjaga persatuan ahli Islam.

فمن نزل نفسه منزلة ولي الأمر الذي له القدرة والسلطان على سياسة الناس، فدعا جماعة للسمع والطاعة له أو أعطته تلك الجماعة بيعة تسمع وتطيع له بموجبها، أو دعا الناس إلي أن يحتكموا إليه في رد الحقوق غلي أهلها تحت أي مُسَمَّي كان ونحو ذلك، وولي الأمر قائم ظاهر : فقد حاد الله ورسوله، وخالف مقتضي الشريعة، وخرج من الجماعة.
فلا تجب طاعته، بل تحرم، ولا يجوز الترافع إليه ولا ينفذ له حكم ومن آزره أو ناصره بمال أو كلمة أو أقل من ذلك، فقد أعان على هدم الإسلام وتقتيل أهله وسعى في الأرض فساداً، والله لا يحب المفسدين.

Maka banrang siapa yang menempatkan dirinya layaknya penguasa yang memiliki kemampuan dan kuasaan untuk mengatur manusia, kemudian ia mengajak Jama'ah untuk mendengarkan dan mentoatinya atau jama'ah berkewajiban mentoatinya dengan BAI'AT mendengar dan taat, atau ia mengajak manusia untuk berhukum padanya untuk menolak berbagai kewajiban yang melampaui wewenangnya dengan apapun namanya (menamakan dakwah ini dan itu-pent) atau semisalnya, padahal waliyulamri/penguasa masih tegak. maka ia sungguh telah menentang Alloh dan Rosulnya, dan menyelisihi kehendak syari'at, SERTA KELUAR DARI AL-JAMA'AH.

MAKA TIDAK ADA KEWAJIBAN MENTO'ATINYA, BAHKAN DIHARAMKAN, DAN TIDAK BOLEH MEMBELANYA DAN MENUNAIKAN HUKUMNYA, DAN BARANG SIAPA YANG MENDUKUNG ATAU MENOLONGNYA, BAIK DENGAN HARTA ATAU DENGAN PERKATAAN ATAUPUN YANG LEBIH KECIL DARI ITU, MAKA IA TELAH MENOLONG UNTUK MEROBOHKAN ISLAM DAN MEMBANTAI AHLI ISLAM SERTA IA BERJALAN DIBUMI DENGAN MEMBUAT KERUSAKAN, DAN ALLOH TIDAK MENYUKAI PADA ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN.